STUDI TENTANG KELAYAKAN PANTAI MALI KELURAHAN KABOLA
KECAMATAN KABOLA
SEBAGAI SARANA REKREASI
DI KABUPATEN ALOR
SKRIPSI
Diajukan
sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada
program studi pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi
OLEH
YOHANIS K. PADAFING
3207I70
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
KRISTEN ARTHA WACANA
KUPANG
2012
LEMBAR
PERSETUJUAN
Skripsi oleh “YOHANIS K. PADAFING” telah diperiksa
dan disetujui untuk di uji pada 16 Agustus 2012
MENYETUJUI
PEMBIMBING I PEMBIMBING
II
JAMES K. LIKA, S.Pd,
M.Pd AGUS
J. NAFIE, S,Pd
NIDN: 0828017601
MENGETAHUI
KETUA PROGDI PJKR-OLAHRAGA
JAMES K. LIKA,
S.Pd
NIDN: 0828017601
LEMBARAN
PENGESAHAN
Skripsi Saudara “YOHANIS K. PADAFING” Judul “STUDI
TENTANG KELAYAKAN PANTAI MALI KELURAHAN KABOLA KECAMATAN KABOLA SEBAGAI SARANA
REKREASI DI KABUPATEN ALOR” telah dipertanggungjawabkan di depan Dewan
Penguji Skripsi pada tanggal 16 Agustus 2012 dan dinyatakan LULUS pada tanggal
22 Agustus 2012.
DEWAN
PENGUJI
No
|
Nama
|
Status
|
Tanda Tangan
|
Tanggal
|
1.
|
Simson
R. Kerihi, S.Pd, M.Pd
|
Penguji
Utama
|
……………..
|
…………
|
2.
|
Robert
Tetikay, S.Pd, M.Pd
|
Penguji
Anggota
|
……………..
|
…………
|
3.
|
James
K. Lika, S.Pd, M.Pd
|
Penguji
Anggota
Pembimbing
I
|
……………..
|
…………
|
4.
|
Agus
J. Nafie, S.Pd
|
Penguji
Anggota
Pembimbing
II
|
……………..
|
…………
|
MENGESAHKAN
Dekan
FKIP
UKAW
Dra. Lintje H.
Pellu, M. Si, Ph.d
NIDN :
0803116201
|
Ketua
Program Studi
PJKR-OLAHRAGA
James K. Lika,
S.Pd, M.Pd
NIDN :
0808066801
|
MOTTO
“Berserulah
Kepada-Ku maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu
hal-hal yang besar dan tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kau ketahui”
Yeremia
33: 3
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa hormat serta
dengan segalah kerendahan dan ketulusan hati penulis persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus
yang selalu menjaga serta memberikan hikmat dan pengetahuan kepada penulis.
2. Bapak
Marthinus Padafing dan mama Rosalina M. Padafing yang sangat penulis sayangi
yang telah melahirkan, membesarkan penulis serta memotivasi, mendoakan dan
memberikan nasehat, selalu sabar dan setia menanti keberhasilanku.
3. Bapak
Paulus Mailehi sekeluarga dan Bapak Amos Mabilehi sekeluarga yang telah
memberikan moril maupun materil selama penulis menjalani studi.
4. Saudaraku
tersayang K’ Bram, K Ming, adik Thubek,
dan Adik Iron
5. Kekasihku
tercinta Adi Selfina Wallu
6. Semua
kawan-kawan seangkatan yang sama-sama berjuang dalam menyelesaikan studi
khususnya Reno, Edu, Napo, Ibel, Fandi, Khenso, Ferdi, Lince, dan Andy
7. Teman-teman
Asrama Airmata, Adi, Bob, Sigus, Ijonk, Umbu, Arwadi, Jovans, Stiven, Andi,
Ifal, Ati, Meri, dan Stink
8. Almamater
Tercinta Universitas Kristen Artha Wacana Kupang.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
atas rahmat dan tuntunan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang dengan suka rela membimbing penulis terutama kepada:
1. Bapak
Frankie J. Salean, SE, MP, selaku Rektor UKAW Kupang yang telah bersedia
menerima penulis untuk mengemban pendidikan pada lembaga ini.
2. Ibu
Dra. Lintje H. Pellu, M. Si, Ph.d selaku Dekan FKIP UKAW Kupang yang telah
membantu penulis dalam memperlancar urusan akademik.
3. Bapak
James K. Lika, S.Pd, M.Pd selaku Ketua Program Studi FKIP PJKR UKAW Kupang yang
telah bersedia menerima dan membimbing penulis dari awal perkuliahan sampai
selesai. Sekaligus Bapak James K. Lika, S.Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing I
yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan tulisan ini.
4. Bapak
Agus J. Nafie, S.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis
dalam menyelesaikan tulisan ini.
5. Para
dosen pengasuh mata kulia yang berhubungan dengan Program Studi FKIP PJKR UKAW
yang telah membimbing penulis dari awal
mengikuti perkuliahan sampai selesai.
6. Bapak
Edison Penali, S.Sos selaku Lurah Kabola yang dengan senang hati menerima
penulis untuk melakukan penelitian dan pengambilan data di tempat penelitian.
7. Ayah
dan Ibu tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan penulis setiap saat.
8.
Teman-teman seperjuangan yang telah
mendukung penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi serta semua pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu sangat
dibutuhkan berbagai kritik saran yang membangun untuk penyempurnaan tulisan
ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kupang,
Agustus 2012
|
Penulis
|
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL
LEMBARAN
PERSETUJUAN .................................................................... i
MOTTO............................................................................................................. ii
LEMBARAN
PERSEMBAHAN .................................................................. iii
KATA
PENGANTAR..................................................................................... iv
DAFTAR
ISI..................................................................................................... vi
DAFTAR
TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR
GAMBAR....................................................................................... ix
DAFTAR
LAMPIRAN.................................................................................... x
ABSTRAKSI..................................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang............................................................................... 1
B.
Identifikasi Masalah....................................................................... 4
C.
Pembatasan Masalah ..................................................................... 5
D.
Rumusan Masalah.......................................................................... 5
E.
Tujuan Penelitian............................................................................ 5
F.
Manfaat Penelitian......................................................................... 5
G.
Definisi Operasional Konsep......................................................... 6
BAB II. KAJIAN TEORITIS
A.
Rekresi.............................................................................................. 7
B.
Sarana Prasarana Rekreasi................................................................. 10
C.
Nilai Rekreasi Bagi Masyarakat........................................................ 13
D.
Standar Kelayakan Tempat Wisata yang
Ideal................................. 14
BAB
III. METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian ................................................................................. 20
B.
Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................... 20
C.
Informan Penelitian........................................................................... 20
D.
Peran Peneliti..................................................................................... 21
E.
Sumber Data ..................................................................................... 21
F.
Teknik Pengumpulan Data................................................................ 21
G.
Teknik Analisis Data......................................................................... 22
BAB IV. PAMARAN DATA DAN HASIL
TEMUAN
A.
Sejarah Singkat Terbentuknya Kelurahan
Kabola............................. 23
B.
Keadaan Geografis............................................................................ 26
C.
Keadaan Iklim................................................................................... 27
D.
Keadaan Demografis......................................................................... 27
E.
Keadaan Sosial Budaya dan Ekonomi.............................................. 28
F.
Pemberdayaan dan Kelayakan Tempat
Rekreasi.............................. 32
G.
Data Temuan Yang Mendukung Tejadinya
Tempat Rekreasi.......... 34
H.
Perhatian Pemerintah Terhadap
Pengembangan Objek Wisata......... 40
I.
Faktor-faktor Penghambat Pengembangan
Pariwisata...................... 42
J.
Upaya Penanggulangan..................................................................... 43
BAB V. PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................................ 46
B.
Saran.................................................................................................. 47
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR
TABEL
1.
Tabel 1.1. Data Kunjungan Pariwisata
Kabupaten Alor..................... 3
2.
Tabel 4.1. Luas Wilayah Menurut
Pengunaan..................................... 26
3.
Tabel 4.2. Keadaan Pendududk Kelurahan
Kabola Menurut Mata Pencarian 27
4.
Tabel 4.3. Data Kungunjungan Wisatawan Kabupaten Alor............. 39
DAFTAR
GAMBAR
1.
Gambar 4.1. Peneliti Bersama Bapak Lurah
Kabola .......................... 25
2.
Gambar 4.2. Wawancara Bersama Samuel E.
Asalaka........................ 35
3.
Gambar 4.3. Peneliti Berada di Depan
Pintu Tempat Rekreasi........... 35
4.
Gambar 4.4. Pemandangan Pantai yang
Indah dan Alami.................. 36
5.
Gambar 4.5. Peneliti sedang Mewawancarai
Pengunjung Tempat Rekreasi, Bapak David Lusi ............................................................................................................. 37
6.
Gambar 4.6. Orang yang Sedang Melakukan
Kegiatan Rekreasi....... 38
7.
Gambar 4.7. Peneliti sedang Mewawancarai Ksie Objek Daya Tarik
Wisata, Bapak Ruben Sumaa............................................................................................................. 41
8.
Gambar 4.8. Peneliti berada di depan Kantor Pariwisata................... 43
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar
Riwayat Penulis
2. Surat
Keterangan Ijin Penelitian
3. Surat
Keterangan Selesai Penelitian
4. Daftar
Petanyaan
5. Daftar
Observasi
6. Daftar
Nama-nama Informan
7. Foto
Dokumentasi
ABSTRAKSI
YOHANIS K. PADAFING NIM: 3207170, “STUDI TENTANG KELAYAKAN PANTAI MALI
KELURAHAN KABOLA KECAMATAN KABOLA SEBAGAI SARANA REKREASI DI KABUPATEN ALOR” Pembimbing (I) JAMES
K. LIKA, S.Pd, M.Pd,
Pembimbing (II)
AGUS J. NAFIE, S.Pd
Kata kunci: Kelayakan , Sarana, Rekreasi
Manusia pada
hakekatnya tidak terlepas dari kegiatan rekreasi, tujuan ini pada dasarnya
melepas lelah dan kejenuhan dengan bersenang-senang untuk mengisi waktu luang
serta pemulihan kondisi dari segalah beban yang timbul akibat kegiatan
sehari-hari. Dalam kegiatan rekreasi manusia atau individu dapat menjumpai,
menjalani, dan menikmati ketenangan, kebahagiaan hidup lewat rekreasi.
Berdasarkan konsep diatas melandasi penulis untuk mengangkat dalam suatu
penelitian untuk menjawab temuan-temuan dalam observasi, wawancara, dokumentasi
yang berkaitan dengan Kelayakan Pantai Mali Kelurahan Kabola Kecamatan Kabola
Sebagai Sarana Rekreasi Di Kabupaten Alor. Dalam penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif yang bersifat naturalistik tentang Kelayakan
Pantai Mali Kelurahan Kabola Kecamatan Kabola Sebagai Sarana Rekreasi Di
Kabupaten Alor dengan waktu penelitian kurang lebih 2 bulan yang menjadi
informan penelitian adalah, tokoh masyarakat, aparat desa, tua adat, pengelola,
serta masyarakat atau individu yang melakukan kegiatan rekreasi di Pantai Mali.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa Pantai Mali merupakan tempat
rekreasi yang sangat indah bila dijadikan sebagai tempat rekreasi karena tempat
tersebut masih alami seperti, pemandangan pasir putih yang indah, air laut yang
jernih dan pemandangan-pemandangan yang lain. Peneliti melihat bahwa Pantai
Mali layak di gunakan sebagai sarana rekreasi dilihat dari sisi keindahan
pemandangan pasir putih serta air yang laut yang jernih, sarana prasarana yang
menunjang untuk berekreasi, seperti kolam renang, akses transportasi yang
memadai, lopo atau tempat istarahat, Wc yang telah disediakan oleh pengelola
dan animo masyarakat ke tempat rekreasi Pantai Mali sangat tinggi apalagi pada
hari-hari libur atau hari sabtu dan minggu dengan tujuan melepas lelah,
kepuasan dan kesenangan, dari rekreasi itu sendiri.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Manusia pada
hakekatnya tidak terlepas dari kegiatan rekreasi, tujuan dari kegiatan ini pada
dasarnya untuk melepaskan kejenuhan, kelelahan dengan bersenanng-senang untuk
mengisi waktu luang dengan pemulihan kondisi dari segalah beban yang timbul
dari kegiatan sehari-hari. Dalam rekreasi masyarakat atau individu dapat
menjumpai, menjalani, menikmati ketenangan dan kebahagiaan lewat rekreasi.
Dalam kehidupan sehari-hari rekreasi tidak asing bagi kita namun pengertiannya
masih kurang kita pahami, untuk itu kita perlu mengerti dan memahami arti dari
rekreasi itu sendiri.
Mengenai hal di
atas pengertian rekreasi yang tercantum dalam buku Pedoman Pendidikan Rekreasi
(Depdikbud 1986:3) yaitu:
“Kegiatan dalam
pemanfaatan waktu luang yang dilakukan atas kemauan sendiri atau sipelaku, menambah
kecerdasan, ketrampilan, mempertinggi budi pekerti, serta
menambah tenggang rasa dalam sistem sosial gotong royong”
Bagi individu
atau masyarakat yang melakukan aktivitas rekreasi banyak keuntungan dan
manfaatnya, seperti: meningkatakan kesegaran jasmani, terlatih disiplin,
terjalin hubungan sosial, bertambahnya ketrampilan, dan hal-hal yang bersifat
positif lainnya. Oleh sebab itu wajarlah bila semua kegiatan yang bersifat
rekreasi yang dilakukan oleh setiap manusia, terutama bagi mereka yang berusia
muda yang banyak memerlukan bimbingan, pengalaman dalam pendidikan untuk
perkembangan jasmani dan rohani secara wajar, sehingga dapat dicapai sikap dan
mental yang sesuai dengan cita-cita pembangunan nasional.
Sedangkan
pengertian rekreasi yang tercantum dalam Buku Rekreasi Terarah untuk Semua
Pemuda (1972:9) yaitu:
“Rekreasi adalah
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau bersama-sama dengan orang lain dalam
waktu senggang secara sadar serta sukarela untuk mendapatkan
kesenangan, kepuasan serta kesegaran pribadi dengan cara langsung
dan segar”
Salah satu jalan
yang terbaik untuk membina sikap mental positif adalah melalui kegiatan yang
sifatnya mengisi waktu luang mereka yaitu kesenian, olahraga dan rekreasi dalam
kegiatan itu mereka dapat menyalurkan bakat mereka masing-masing. Guna menjamin
terselenggaranya kegiatan-kegiatan
tersebut perlu disiapkan fasilitas dengan suasana yang dapat menunjang
terlaksananya kegiatan-kegiatan itu. Lingkungan memiliki peranan yang sangat
penting dalam membentuk corak dan ruang lingkupnya dari kegiatan rekreasi,
seperti taman. Lapangan untuk bermain, tempat pengembangan bakat dan lain
sebagainya. Oleh karana itu program rekreasi hendaknya ikut dikembangkan dalam
penataan kota.
Untuk menjaga
timbulnya kebosanan, maka diadakan kegiatan yang dapat menimbulkan semangat
dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan selanjutnya, yaitu dengan jalan mengadakan
rekreasi karena dengan rekreasi kita dapat menghilangkan rasa jenuh dan bosan
dalam belajar dan bekerja. Rekreasi mempunyai dampak untuk menciptakan atau
mendapatkan kembali keseimbangan antara jasmani, rohani, emosi, dan sosial
sehingga dapat memperoleh kesegaran, semangat, kegairahan baru dan bila
diarahkan dengan baik akan menambah pengetahuan, meningkatkan rasa cinta tanah
air dan mengagumi akan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Sesuai konsep di
atas penulis melihat bahwa rekreasi telah dijalankan oleh individu atau
masyarakat, namun kita tidak menyadari arti dari pada rekreasi yang telah dilakukan.
Kenyataan membuktikan bahwa sarana rekreasi Pantai Mali Kelurahan Kabola
Kecamatan Kabola Kabupaten Alor merupakan sarana yang digunakan oleh individu
atau masyarakat pada hari-hari libur atau waktu luang sebagai tempat rekreasi
dengan tujuan mendapatkan kesenangan dan kepuasan.
Tabel 1.
Data Kunjungan Pariwisata Kabupaten Alor
No
|
Tahun
|
Wisatawan Mancanegara
|
WISATAWAN
NUSANTARA
|
1
|
2009
|
634 orang
|
7.629
orang
|
2
|
2010
|
1.120 orang
|
9.375
orang
|
3
|
2011
|
1.130 orang
|
9.625 orang
|
Sumber Data: Priwisata Kab. Alor
Dari
uraian data kondisi Pantai Mali yang berada di Kelurahan Kabola Kecamatan
Kabola Kabupaten Alor merupakan suatu asset pariwisata dalam mendukung
pembangunan yang ada di wilayah itu sendiri dan tempat rekreasi yang biasa
dilaksanakan oleh sekolah-sekolah, idividu, masyarakat, dan wisatawan
mancanegara menjelang hari libur atau waktu luang. Dalam hal ini rekreasi juga
memberi andil menciptakan manusia indonesia yang seutuhnya, dimana wilayah rekreasi yang
ada di pantai mali memiliki tempat-tempat rekreasi yaitu: pemandangan laut yang
indah dan bersih, pasir putih yang terhampar di pinggir sepanjang pantai, dan
juga tempat perkemahan. Rekreasi relatif bagi semua orang apabila dilengkapi
dengan sarana dan prasarana yang lengkap. Apakah sarana dan prasarana rekreasi
Pantai Mali layak digunakan sebagai tempat rekreasi dan memungkinkan
tercapainya tujuan rekreasi?
Berdasarkan
masalah tersebut maka penulis melakukan penelitian dengan judul: STUDI TENTANG KELAYAKAN PANTAI MALI
KELURAHAN KABOLA KECAMATAN KABOLA
SEBAGAI SARANA REKREASI DI KABUPATEN ALOR.
B.
IDENTIFIKASI
MASALAH
Penelitian ini
perlu adanya pembaharuan masalah dimana pembukaan masalah tersebut sebagai
berikut:
1. Kelayakan
pantai mali sebagai sarana rekreasi di Kabupaten Alor
2. Memotivasi
bagi individu atau masyarakat untuk melakukan kegiatan rekreasi di pantai mali
3. Manfaat
yang diperoleh masyarakat atau individu dalam kegiatan rekreasi di pantai mali
4. Sarana
prasarana pantai mali telah di manfaatkan oleh masyarakat atau individu dan
memenuhi tujuan rekreasi.
C.
PEMBATASAN
MASALAH
Adapun
pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: Kelayakan Pantai Mali Kelurahan
Kabola Kecamatan Kabola sebagai sarana rekreasi Kecamatan Kabola Kabupaten Alor
D.
RUMUSAN
MASALAH
Sesuai dengan
latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah
sarana Pantai Mali layak digunakan sebagai Sarana Rekreasi Di Kabupaten Alor?
E.
TUJUAN
PENELITIAN
Kegiatan
penelitian ini memiliki tujuan yang hendak dicapai antara lain: untuk
mengetahui Pantai Mali layak digunakan sebagai Sarana Rekreasi di Kabupaten
Alor
F.
MANFAAT
PENELITIAN
Kegunaan yang dapat diperoleh dari
penelitian ini adalah:
a. Akademis
1. Dapat
bermanfaat bagi peneliti untuk mengaplikasikan segalah pengetahuan yang penulis
peroleh selama kulia pada Universitas Kristen Artha Wacana Kupang khususnya
PJKR
2. Dapat
bermanfaat bagi UKAW khususnya Progdi PJKR sebagai bahan kajian yang ada kaitan
dengan mata kulia yang sesuai
3. Sebagai
bahan peneltian untuk meraih gelar pendidikan pada UKAW
b. Praktis
1. Sebagai
bahan masukan dan informasi bagi Pemerintah dan Instansi terkait Kabupaten Alor
agar mengembangkan dan melestarikan tempat-tempat rekreasi tersebut.
2. Sebagai
referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lanjutan.
G.
DEFINISI
OPERASIONAL KONSEP
Operasional
konsep yang di maksud adalah konsep-konsep dasar yang berkenaan dengan masalah
dalam penelitian ini dan apa yang menjadi indikatornya. Untuk memperjelas
permasalahan yang berhubungan dengan penulisan ini maka peneliti memberikan
defenisi tentang penelitian ini agar tidak terjadi penafsiran yang keliru
terhadap masalah yang diteliti :
1. Studi
adalah proses belajar dan meneliti keadaan yang berada pada suatu tempat
tertentu.
2. Sarana
adalah perlengkapan yang digunakan dalam suatu kegiatan
3. Rekreasi
adalah kegiatan dalam memanfaatkan waktu luang yang dilakukan untuk
memperoleh kesenangan dan kepuasan bagi
yang melakukannya.
4. Waktu
luang adalah waktu yang bebas atau waktu yang memberikan peluang kepada
seseorang untuk bebas atau tidak terikat oleh suatu tugas, pekerjaan, dan
kewajiban yang dikerjakan secara rutin.
BAB
II
KAJIAN
TEORITIS
A.
REKREASI
Rekreasi
merupakan kata yang sering diucapkan oleh banyak orang, karena rekreasi
merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang bersifat
umum, dan belum sampai pada hakekat daripada rekreasi. Jika orang bertanya
apakah yang dimaksud dengan rekreasi., maka agak sukar untuk memberikan jawaban
dengan rumusan secara tegas. Rekerasi
bukan makna sebenarnya jika diartikan sebagai melepas lelah, maka hal itu hanya
merupakan sebagian dari yang terkandung dalam rekreasi. Mungkin mengartikan
rekreasi sebagai kegiatan untuk memulihkan keseimbangan yang dimaksud adalah
yang paling mendekati dan dapat menggambarkan isi dan makna meskipun
sesungguhnya belumdapat memberikan gambaran dan makna yang sebenarya.
Mencari batasan
dan rumusan sehingga dapat memberikan gambaran yang tepat dan jelas, jika
mungkin baik, tetapi yang terpenting yaitu dapat mengerti akan ciri-ciri
sehingga dapat menyebut apakah suatu kegiatan itu dapat disebut rekreasi atau
bukan.
Menurut
Fitzgerald yang dikutip H Suranto (1996:58). Ahli yang bertahun-tahun
berkecimpung dalam organisasi yang di kenal sebagai National recreation association di Amerika, mengutarakan bahwa
program pengisi waktu luang kegiatan-kegiatannya: a. Dipandang dari sudut moral
adalah sehat, b. Menghormati hak-hak orang lain, c. Mempunyai motivasi atau
kemampuan sendiri bebas dan memberikan kesenangan serta kepuasan.
Mengenai hal
tersebut Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi (1979: 6) mengatakan:
“Rekrasi adalah sebagai suatu bidang
yang dilakukan secara sukarela untuk mengisi wktu terluang dengan
tidak menggaggu norma-norma kehidupan sosial dan bahkan memberikan
kepuasan bagi pelakunya, sehingga mungkin terwujud perkembangan
fisik, mental, emosional maupun sosial yang lebih baik”
Sedangkan Butler
berpendapat bahwa suatu kegiatan dapat disebut sebagai rekeasi kalau kegiatan
itu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
- a. Tak ada daya tarik lain kecuali kegiatan itu sendiri
- b. Dilakukan sebagi pengisi waktu luang
- c. Merupakan pelepasan daya kereasi jasmani atau kehoranian
- d. Dilakukan atas dorongan dari dalam diri bukan karena paksaan dari luar.
Dari uraian yang
telah dikemukakan diatas berdasrkan pengertian rekreasi, maka jelas terlihat
adanya beberapa unsur yng mempertegas rekreasi, bahwa rekreasi dilakukan atau
dikerjakan pada waktu senggang, secara sadar dan bersifat sukarela dalam arti
tidak terikat atau terpaksa, sebagaimana diketahui rekreasi merupakan kebutuhan
semua manusia yang hidup. Oleh karena itu rekreasi adalah kegiatan yang bebas,
lepas dari kewajiban pekerjaan dan keluarganya dengan tujuan untuk melepas
lelah dan memperoleh kesenangan.
Perkembangan suatu kegiatan
rekreasi adalah:
- Bukan kegiatan profesional
- Bukan keharusan atau paksaan
- Bukan untuk menambah penghasilan
- Bukan tanggung jawab keluarga
- Bukan kegiatan yang tidak dapat dihindari
Bukan
kegiatan yang bertujuan untuk pemeliharaan diri
g. Bukan
kegiatan yang merupakan upacara keluarga yang bersifat tradisional atau diakui.
Kepuasan itu
sifatnya jasmani, mental atau sosial dan yang pada umumnya adalah gabungan dari
padanya rekreasi dapat spontan atau direncanakan, diorganisasikan atau
sendiri-sendiri karenanya dapat disebut sebagai kegiatan rekreasi kalau
kegiatan itu:
a. Aktivitasnya
dapat dilakukan atas kehendak sendiri
b. Dilakukan
karena dapat memberikan kepuasan
c. Bentuknya
diterima oleh masyarakat
d. Harus
memiliki nilai-nilai positif bagi manusia selanjutnya.
Selanjutnya
Rysdsorp menggolongkan rekreasi itu sesuai dengan sifatnya menjadi 7 (tujuh)
kelompok, dari ketujuh kelompok itu adalah:
a. Penyaluran,
sekedar untuk menghabiskan waktu atau pengisian waktu senggang tanpa rencana
yang jelas.
b. Ketegangan, pengisian waktu senggang
bersifat rekreasi terhadap kehidupan yang dasar atau monoton.
c. Pelepasan
lelah, pengisian waktu senggang bersifat rekreasi terhadap ketegangan yang
timbul oleh tugas-tugas pribadi dan masyarakat.
d. Kesibukan,
pengisian waktu senggang merupakan rekreasi terhadap pekerjaan yang sedikit dan
berfungsi kemauan yang ada pada manusia.
e. Protes,
kegiatan pembinaan waktu senggang bersifat protes terhadap paket nilai-nilai
yang dirasakan sebagai penguasaan masyarakat pada dirinya.
f. Kompensasi,
penggunaan waktu senggang yang bersifat kebalikan.
Rekreasi
merupakan salah satu kebutuhan dalam kehidupan manusia, kegiatan rekreasi
dilandasi unsur pendidikan sangat bermanfaat bagi perkembangan dan pembentukan
kepribadian anak dan remaja. Penerapan kegiatan rekreasi di sekolah selain
sebagai sarana untuk mengurangi ketegangan para siswa dalam menghadapi
pelajaran disekolah, juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana menanggulangi
masuknya unsur-unsur negatif kedalam ligkungan sekolah. Jadi bentuk kegiatan
rekreasi bagi para pelajar ini dimaksudkan untuk mengisi waktu luang yang dapat
dilaksanakan pada saat hari belajar dan
diluar hari belajar.
B.
SARANA
PRASARANA REKREASI
Walaupun
unsur manusia merupakan kunci dari berhasil tidaknya kegiatan rekreasi, tetapi
sarana dan prasarana merupakan unsur yang sangat penting dan merupakan unsur
yang menentukan lancar dan tidaknya suatu kegiatan rekreasi. Adapun sarana
rekreasi dapat disesuaikan dengan jenis kegiatan yang dilaksanakan, seperti
sarana untuk hidup di alam terbuka, olah raga rekreasi, kerajinan tangan dan
kesenian, sedangkan sarana rekreasi yang merupakan buatan manusia antara lain
seperti tempat perkemahan, museum, candi-candi, taman rekreasi, pusat
kebudayaan, dan sebagainya.
Sedangkan
prasarana rekreasi berdasarkan pengelompokannya diatas dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Prasarana
rekreasi wisata alam misalnya, cagar alam, gunung/pegunungan, bumi perkemahan,
taman rekreasi, pantai indah, air terjun lembah, goa dan lain sebagaimana.
b. Prasarana
rekreasi wisata budaya, misalnya peningalan yang bernilai sejarah, museum, desa
tradisional, desa kerajinan, candi, monumen dan tempat-tempat upacara adat.
c. Prasarana
rekreasi wisata karya, misalnya pabrik dan perpustakaan.
d. Prasarana
rekreasi bahari, laut dan pantai
e. Prasarana
rekreasi agro, misalnya perkebunan dan hutan lindung.
Pelaksanaan
rekreasi yang terkait dengan isi kegiatan dengan sifat-sifat yang membangkitkan
suasana menyenangkan, selalu patuh pada asas, manfaat bagi pengembangan, bukan
saja aspek fisik yang menyangkut kebugaran jasmani yang meningkat. Rekreasi itu
akan subur kemajuannya bila tidak didukung oleh lingkungan sosial, seperti
keluarga dan lebih luas lagi pada tingkatan berikutnya yaitu lingkungan
masyarakat bahkan lingkungan.
Sarana rekreasi
dapat dikatakan sebagai tempat untuk mengekspresikan diri dengan berbagai cara
untuk mendapatkan tujuan dari rekreasi itu sendiri, rekreasi tidak mengenal
pembatasan waktu atau pesertanya ini berarti bahwa rekreasi itu sebenarnya
terletak pada kehidupan manusia, oleh karena itu dapat dibayangkan betapa
sepinya kehidupan di dunia ini jika tidak ada kegiatan rekreasi
Hal ini
tercermin dalam upaya penyediaan insfrastruktur dalam pendukung bagi
kepentingan umum misalnya penyediaan tempat-tempat untuk rekreasi, fasilitas
transportasi, dan dukungan bagi keselamatan. Semuanya itu tidak mungkin di
pikul oleh orang perorangan, tetapi hanya diwujudkan melalui dukungan
pemerintah atau mungkin juga sokongan pihak swasta. Jadi rekreasi yang sehat
pada hakekatnya bukan hanya merupakan tanggung jawab perorangan akan tetapi
juga menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga masyarakat, badan
lembaga-lembaga (formal atau nonformal) pemerintah disemua tingkat. Uluran
tangan dari pemerintah, baik pusat maupun daerah baik dalam bentuk material
maupun moral, sangat diperlukan dalam usaha mengembangkan rekreasi dalam
masyarakat sesuai dengan perkembangan minat dan kebutuhan masyarakat, dalam
kaitannya dengan pelaksanaan otonomi betapa penting peranan pemerintah untuk
menyediakan sarana dan prasarana bagi individu atau masyarakat agar dapat
menikmati kegiatan rekreasi, pola kebiasaan waktu luang dengan kegiatan pasif
sepeti piknik pada hari libur atau pada waktu luang.
C.
NILAI
REKREASI BAGI MASYARAKAT
Semakin maju
tingkat kehidupan manusia semakin banyak masalah yang kompleks yang timbul
dalam masyarakat pada umumnya dan individu pada khususnya. Sebagai alat
penyalur yang positif, rekreasi mempunyai kedudukan sangat penting dalam
kehidupan masyarakat. Karena itu rekreasi bukan saja dirasa sangat penting
kehadirannya ditengah-tengah masyarakat, tetapi lebih dari itu rekreasi menjadi
kebutuhan hidup masyarakat dan individu pada khususnya.
Melalui kegiatan
rekreasi secara kelompok atau beregu, sikap sosial (respek serta pengertian
terhadap orang lain) dapat berkembang dengan subur, baik dalam masyarakat pada
umumnya maupun dalam keluarga pada khususnya. Kesempatan berkomonikasi dengan
orang lain dapat di peroleh melalui pertemuan-pertemuan atau kegiatan kelompok
diluar kegiatan rutin sehari-hari. Dengan melakukan kegiatan rekreasi seseorang
dapat mengetahui statusnya dalam masyarakat atau dalam keluarga. Kegiatan
seperti ini dapat membantu dalam terbentuknya kerakter, watak, dan kepribadian
seseorang termasuk inisiatif, pengenalan diri, apa-adanya, serta menghargai
orang lain. J. Hartoto (2001 : 19).
Untuk
mencegah tumbuh dan berkembangnya sifat mementingkan diri sendiri dalam diri
seseorang atau masyarakat maka dari itu rekreasi sangat dibutuhkan, upaya ini
dimaksudkan untuk membangkitkan kembali semangat kerja sama antara individu
dalam masyarakat serta memupuknya. Jadi rekreasi mempunyai potensi dan
kemampuan untuk menjadi penangkal dan berfungsi sebagai salah satu jalan keluar
guna mengatasi masalah-masalah yang timbul yang dapat merugikan dan mengganggu
ketentraman hidup masyarakat, lebih-lebih masyarakat modern, sepeti dewasa ini.
Dengan rekreasi individu atau masyarakat dapat mengurangi tekanan-tekanan akibat
kerja keras yang cukup berat dan tanggung jawab yang besar atas tugas-tugasnya
sehingga keseimbangan mental dapat dijaga serta diperhatikan. Melalui kegiatan
rekreasi setiap individu atau masyarakat dapat memperoleh kesempatan
seluas-luasnya yang dipilih sendiri, atas dasar keinginan dan kemampuannya
serta dilandasi oleh rasa tanggung jawab atas manfaat kegiatan yang dipilih
tersebut akan dapat mengembalikan kepribadiannya sesuai dengan kondisi mereka
masing-masing, atas dasar itulah rekreasi dapat pula di pandang sebagai salah
satu faktor penentu bagi perkembangan dan kematangan jiwa serta peningkatan
kualitas hidup seseorang.
D.
STANDAR
KELAYAKAN TEMPAT WISATA YANG IDEAL
Objek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan
dan fasilitas yang berhubungan menarik wisatawan dan pengunjung untuk datang ke
suatu daerah tertentu. Daya tarik yang tidak atau belum dikembangkan merupakan
sumber daya potensial dan belum dapat disebut daya darik wisata sampai adanya suatu jenis pengembangan tertentu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kelayakan adalah sesuatu yang bisa di
gunakan atau di pakai dalam suatu kegiatan, misalya sarana parasarana
penunjang,
Objek
dan daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan. Tanpa adanya daya tarik
di suatu daerah atau di tempat tertentu kepariwisataan sulit dikembangkan.
Dalam Undang-Undang No 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan disebutkan objek
daya tarik wisata yang menjadi sasaran wisata terdiri atas:
1. Objek
dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud keadaan alam,
flora, dan fauna
2. Objek
dan daya tarik ciptaan manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala,
seni dan budaya, wisata agro, wisata buru, wisata pertualangan alam, taman
rekreasi, dan kompleks hiburan.
Sedangkan objek
dan daya tarik wisata menurut Diirektorat Jenderal Pemerintah terdiri dari 3
bagian yaitu:
1. Objek
Wisata Alam
Objek wisata alam
adalah sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki daya tarik bagi
pengunjung baik dalam keadaan alami maupun serta ada budidaya.
2. Objek
Wisata Sosial Budaya
Objek social budaya
dapat dimanfaatkan dan menjadi objek dan daya tarik meliputi: museum,
penaninggalan sejarah, upacara adat, seni pertunjukan dan kerajinan.
3. Objek
Wisata Minat Khusus
Merupakan jenis
objek wisata yang baru dikembangkan di Indonesia. Objek wista ini diutamakan
pada wisatawan yang epunyai motivasi khusus. Dengan demikian, para wisatawan
memiliki minat khusus seperti berburu, arung jeram, tujuan pengobatan, dan
lain-lain.
Perencanaan dan
pengelolaan objek wisata dan daya tarik tempat wisata alam. Sosial budaya harus
berdasarkan kebijakan pembangunan nasional maupun regional. Jika kedua
kebijakan tersebut belum tersusun perencana pengembangan objek wisata harus
mampu mengasumsikan rencana kebijakan yang sesuai dengan area yang
bersangkutan. Suatu objek wisata yang menarik untuk dikunjungi wisatawan atau
pengunjung harus memenuhi syarat-syarat untuk pengembangan daerahnya, menurut
Maryani (1991:1) syarat-syarat tersebut adalah:
1. Apa
yang dilihat atau dijumpai? (What To See)
Ditempat tersebut harus
ada objek wisata dan aktraksi wisata yang berbeda dengan yang dimiliki daerah
lain. Dengan kata lain dari daerah tersebut harus memiliki daya tarik khusus daya tarik yang dapat
dijadikan “entertainment” bagi wisatawan. meliputi pemandangan alam, pantai, kegiatan
kesenian, dan aktraksi wisata.
2. Apa
yang harus dilaksanakan? (What To Do)
Ditempat tersebut
Selain yang dapat dilihat dan disaksikan harus dapat disediakan fasilitas
rekreasi yang dapat membuat wisatawan betah tinggal lebih lama di tempat itu.
3. Apa
yang mau dibeli? (What To Buy)
Tempat wisata harus
tersedia untuk berbelanja terutama barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai
oleh-oleh untuk dibawah pulang ke tempat asal.
4. Apa
yang digunakan ke tempat wisata? (What To
Arrived)
Di dalamnya termasuk
aksesbilitas, bagaimana kita mengunjungi objek wisata tersebut, kendaraan apa
yang digunakan, dan berapa lama tiba di tempat tujuan wisata tersebut.
5. Bagaimana
wisatawan dapat tinggal? (What To Stay )
Bagaimana wisatawan
dapat tinggal untuk sementara selama dia berlibur di objek wisata itu.
Diperlukan penginapan-penginapan baik hotel berbintang hotel non berbintang dan
sebagainya.
Selain itu daya tarik suatu objek
wisata harus berdasarkan atas:
1. Adanya
sumber daya dapat menimbulkan rasa senang indah dan nyaman, dan bersih
2. Adanya
aksesbilitas yang tinggi dan dapat mengunjunginya
3. Adanya
ciri khusus atau spesifikasi yang langka
4. Adanya
sarana dan prasarana penunjang untuk melayani pengunjung yang hadir.
5. Objek
wisata mempunyai daya tarik tinggi karena keindahan alam pengunungan, sungai,
pantai, pasir, hutan dan sebagainya.
6. Objek
wista budaya mempunyai daya tarik tinggi mempunyai nilai khusus dalam acara
kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu buah
karya manusia pada masa lampau.
Pembangunan
suatu objek wisata harus dirancang dan bersumber pada potensi daya tarik yang
dimiliki oleh objek tersebut dengan mengacu pada kriteria keberhasilan
pengembangan meliputi berbagai kelayakan yaitu diantara:
1. Kelayakan
Finansial
Kelayakan ini
menyangkut perhitungan secara komersial dari pembangunan objek wisata tersebut,
perkiraan untung-rugi sudah harus diperkirakan dari awal. Berapa tenggang waktu
yang dibutuhkan untuk kembali modal sudah diramalkan.
2. Kelayakan
Sosial Ekonomi Regional
Dilakukan untuk melihat
apakah investasi yang ditanamkan untuk pembangunan suatu objek wisata juga
memiliki dampak social ekonomi secara regional; dapat meningkatkan lapangan
kerja atau usaha, dapat meningkatkan penerimaan devisa, dapat meningkatkan
penerimaan pada sejktor yang lain seperti pajak, perindustrian, perdagangan,
pertanian dan lain-lain. Dalam kaitan dengan hal ini tidak semata-mata
komersial saja tetapi juga memperhatikan dampaknya secara lebih luas.
3. Kelayakan
Teknis
Pembangunan
objek wisata harus dapat dipertanggungjwabkan secara teknis dengan melihat daya
dukung yang ada. Tidaklah perlu memaksakan untuk membangun suatu objek wisata
apabila daya dukung objek wisata tersebut rendah. Daya dukung objek wisata
berkurang atau hilang bila objek wisata tersebut membahayakan para wisatawan
atau pengunjung di tempat itu.
4. Kelayakan
Lingkungan
Analisis dampak
dipergunakan sebagai acuan kegiatan suatu objek wisata, pembangunan suatu objek
wisata yang mengakibatkan rusaknya lingkungan harus dihentikan pebangunannya.
Pembangunan suatu objek wisata bukanlah merusak lingkungan tetapi sekedar
memanfaatkan sumber daya alam untuk kebaikan manusia dan untuk meningkatkan
kualitas hidup manusia sehingga menjadi keseimbangan, keselarasan, keserasian
hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan laingkungan alam, manusia
dengan Tuhannya
Berdasarkan
konsep di atas, yang harus diperhatikan adalah lingkungan, lingkungan tempat
wisata sangat berperan penting dalam kegiatan rekreasi seperti keindahan,
kebersihan dan kenyamanan bagi pengunjung. Dukungan masyarakat terhadap lingkungan wisata berupa sarana
kebutuhan pokok untuk tempat obyek wisata, tenaga kerja yang memadai dimana
pihak pengelola obyek wisata memerlukannya untuk menunjang keberlangsungan
hidup obyek wisata dan memuaskan masyarakat yang memerlukan pekerjaan dimana
membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih baik.